Sabtu, 27 November 2010

Sistem Informasi (teknologi)

Pemerintah Korea Selatan (Korsel) dan Indonesia sepakat membangun sistem penyebaran informasi bencana alam di enam wilayah rawan bencana di Indonesia

Oleh karena itu, Korea International Cooperation Agency (KOICA) menghibahkan US$ 3 juta kepada Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) Indonesia guna membangun sistem manajemen bencana.
Enam lokasi proyek percontohan sistem informasi bencana (DISS) berada di Aceh, Bengkulu, Banten, Yogyakarta, Kupang dan Ambon. Kerjasama antara KOICA dan Depkominfo berlangsung sejak 2008 hingga Agustus 2010 mendatang.
Kerjasama sistem informasi bencana ini melibatkan pemangku kepentingan seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), BNPB, LIPI, Kementerian Ristek, BPPT, operator telekomunikasi Telkomsel serta lembaga penyiaran publik RRI dan TVRI.
President KOICA Indonesia , Lee Jong Seong, menyatakan sebagai wilayah yang rawan bencana, Indonesia membutuhkan teknologi yang mampu menyebarkan informasi mengenai bencana dengan cepat dan akurat.
"Tujuannya meminimalisir dampak kerusakan dan korban jiwa akibat bencana," kata Lee pada Seminar dan Workshop Pembangunan Sistem Penyebaran Informasi dan Bencana Nasional di Departemen Komunikasi dan Informasi, Jumat, 11 Desember 2009.
Sistem informasi bencana, ujar Lee, dimulai dari informasi BKMG secara cepat dan akurat. Selanjutnya akan disebar melalui sistem penyiaran, radio dan televisi serta jaringan internet.
Kerjasama KOICA dan Pemerintah RI melalui Depkominfo juga melaksanakan pelatihan pengoperasian sistem penyebaran informasi bencana di Korea.
Kepala Badan Informasi Depkominfo , Freddy Tulung, mengungkapkan sistem manajemen bencana membantu penyebaran informasi saat bencana. "Sistem ini berhubungan erat dengan akses teknologi dan kesiapan masyarakat," ujarnya.
Freddy menjelaskan, aplikasi manajemen sistem informasi bencana di Indonesia berbeda jauh dengan yang terjadi di Korea Selatan. Pasalnya, 90 persen masyarakat Korsel dapat mengakses teknologi (radio,televisi, internet, dan sebagainya).
"Tidak demikian dengan Indonesia yang tingkat akses teknologinya masih rendah," kata Freddy.
Untuk itu, sistem penyebaran informasi mengenai bencana di Indonesia memadukan akses teknologi dan jaringan sosial. Ke depan, kata Freddy, teknologi sistem pengembangan manajemen bencana akan dilakukan untuk penanganan segala macam bencana, seperti banjir dan tanah longsor.
Pendapat : dengan adanya system pembayaran bencana alam ini memudahkan bantuan bencana dari Negara-negara besar dan meringankan beban untuk lokasi yang terjadi bencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar